Senin, 05 Desember 2011

Kabbadi, Olahraga Tertua di India


Hallo semua, dalam kesempatan kali ini saya akan memberikan informasi tentang "Kabbadi" olahraga tertua di India. Silahkan disimak!!

Mendengar namanya, pasti terasa asing di telinga kalian. Padahal kalian sering memainkannya sewaktu kecil. Masa iya? Kabbadi di Indonesia dikenal dengan permainan gobaksodor, ada juga yang menyebutnya gasing, sudah ingat khan? Perbedaan yang sangat mencolok terletak dari acara bergulat yang ada pada Kabbadi, gobaksodor tidak memakai acara bergulat. Bisa dibilang permainan Gobaksodor yang sering kita mainkan saat kecil berasal dari Kabbadi.
Kabaddi berasal dari India dan telah dimainkan 4.000 tahun lalu. Pada awalnya Kabaddi dimainkan oleh penduduk yang tinggal di desa-desa India, semacam permainan rakyat jelata. Permainan olahraga ini merupakan perpaduan antara rugby dan gulat. Kabaddi sangat populer di India,Nepal,Bangladesh,Sri Lanka,Jepang,dan Pakistan
.


Kabaddi tidak membutuhkan biaya banyak untuk memainkannya, karena hanya menggunakan lapangan dan pemain. Kabaddi dimainkan dua tim beranggotakan 12 orang. Yang berlaga di lapangan hanya tujuh orang. Dan sisanya duduk di bangku cadangan. Kedua tim bertempur untuk memperoleh nilai lebih banyak. Setiap tim berusaha mempertahankan daerahnya, dan membuat lawan melakukan kesalahannya. Pertandingan pertama dimainkan selama 20 menit, dan istirahat 5 menit.
Lapangan yang digunakan berukuran 12.5m x 10m. Dalam sebuah pertandingan, setiap tim mengirimkan seorang untuk maju ke garis lawan. Ia harus mampu menembus benteng lawan, untuk memenangkan pertandingan. Jika gagal, ia harus keluar lapangan. Hampir mirip dengan pertandingan gobak sodor, bedanya dalam pertandingan gobak sodor, jika seorang tidak berhasil melewati daerah lawan, ia akan mejadi tawanan pihak lawan.



Kabbadi sering dimainkan dalam Olympiade. Kabbadi dimainkan oleh dua pihak, yang satu dinamakan penyerang dan yang satu dinamakan penjaga. Salah satu pihak akan mengirim penyerang kepada pasukan pihak lawan, yang bertujuan untuk menyentuh salah seorang dari pihak lawan sebelum kembali kepada pasukannya. Pemain yang telah disentuh akan dikeluarkan dan meninggalkan lapangan. Sementara itu, pihak pertahanan membentuk sebuah rantai seperti berpegangan tangan antara satu sama lain. Jika rantai itu terputus, salah seorang pemain pertahanan akan meninggalkan lapangan. Sasaran pertahanan adalah untuk menghentikan penyerang balik ke pasukannya sebelum berhenti istirahat. Jika penyerang berhenti sebelum sampai ke tujuan, penyerang itu harus meninggalkan lapangan.
Pemain juga boleh keluar dari garisan, kecuali semasa bergelut dengan pasukan pihak lawan. Setiap pemain yang keluar, pihak lawan akan mendapat nilai. Pasukan yang skor dua nilai bonus, yang dipanggil lona. Pada akhir permainan, pasukan yang mengumpulkan nilai tertinggi akan menang. Permainan adalah dikelompokkan berdasarkan umur dan berat badan.





Persatuan Kabaddi India telah menetapkan peraturan dalam permainan tersebut pada tahun 1950. Kabaddi di India dibagi menjadi tiga, yakni Gaminee, Surjeevani, dan Amaran. Dalam sejarah, kabaddi pernah dipertandingkan secara internasional dan ditonton 14.000 orang di Stadion Copps, Hamilton. Pada waktu itu, pesertanya adalah India,Pakistan,Kanada,Inggris,dan Amerika Serikat. Pada 1975, seorang pemain Kabaddi terkenal mendatangi Jepang, dan menurut orang Jepang, permainan ini konyol, tapi semenjak saat itu, orang Jepang jadi keranjingan. Sejak saat itu Kabbadi mulai dikenal didunia dan dimainkan oleh pecinta olahraga di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Permainan ini sangat terkenal di Selatan Asia dan tersebar dengan meluas di Tenggara Asia, Jepun, dan Iran. Kabbadi juga meluas di Tamil Nadu, Andura Pradesh, Punjab dan Maharasutran di India. Kabadi juga dimainkan oleh tentera British untuk tujuan hiburan, menjaga kemantapan badan dan juga untuk mengumpan tentera askar dan komuniti Asia British. Ternyata olahraga yang tadinya berasal dari permainan rakyat bisa menjadi olahraga olympiade dan dikenal masyarakat dunia.

SUMBER 

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More